Jumat, 04 Desember 2015

Tata Cara Shalat Gerhana Matahari atau Rembulan



SHALAT GERHANA

Pengertian
Shalat sunnah dua rakaat yang dilakukan karena ada gerhana matahari atau bulan. Shalat ini mempunyai dua ruku’ tiap rakaat, Shalat ini juga dilakukan tanpa azan dan iqamah dan lebih utama dilakukan dengan berjamaah (boleh sendiri). Saat berjamaah biasanya dimulai dengan “ash-shalatu jâmi’ah” (sesungguhnya shalat akan didirikan).  Setelah shalat boleh diadakan khutbah atau tidak. Shalat ini bukan hanya dianjurkan bagi laki-laki tetapi juga perempuan.
Catatan: Penggunaan istilah khusuf (الخسوف) untuk gerhana bulan, dan kusuf (الكسوف) untuk gerhana matahari.
Hukum
Sunnah Muakkadah (sunnah yang sangat dianjurkan)
Niat
Niat boleh dilafalkan boleh tidak. Niat juga bisa dengan bahasa sehari-hari. Letak niat adalah di hati. Jika dilafalkan:  
أُصَلِّى سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ / لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّٰهِ تَعَالَى
“Usholli sunnatal likusyufis syamsi/likhusyufil qomari imaman/ma’muman lillahi ta’ala”

Artinya: “Saya niat shalat sunnah gerhana matahari/gerhana bulan menjadi imam/makmum karena Allah ta’ala”.
Hadis/Dalil
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ 
”Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) , maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat.” (HR. Bukhari)

TATA CARA SHALAT GERHANA MATAHARI/BULAN

o   Berdiri dan Niat
o   Takbiratul Ikram (untuk memulai rakaat pertama)
o   Membaca surat Al Fatihah setelah itu membaca surat panjang (misalnya al-Baqarah)
o   Ruku’ panjang (lama)
o   Bangkit dari ruku’ (i’tidal) dengan mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah’. Kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya
o   Ruku’ lagi (panjang, tetapi lebih pendek dari ruku’ pertama)
o   I’tidal
o   Sujud
o   Duduk di antara dua sujud
o   Sujud kedua
o   Berdiri lagi untuk rakaat kedua, membaca surat Al Fatihah dan surah lain
o   Ruku’
o   Bangkit dari ruku’ (i’tidal) dengan mengucapkan ‘sami’allahu liman hamidah’. Kemudian membaca Al Fatihah dan surat lainnya.
o   Ruku’ lagi
o   I’tidal
o   Sujud
o   Duduk di antara dua sujud
o   Sujud kedua
o   Duduk Tahiyah akhir
o   Salam (Selesai)
o   Setelah itu boleh berkhutbah atau tidak
o  
Gerhana matahari tidak dapat berlangsung melebihi 7 menit 40 detik. Pada saat terjadi gerhana Matahari orang dilarang melihat langsung dengan mata telanjang ke arah Matahari. Jika dilakukan maka mata dapat mengalami kerusakan permanent dan mengakibatkan kebutaan. Gunakan kacamata khusus atau dengan cara melihat melalui air/sungai.
Disunnahkan memperbanyak dzikir, doa, dan sedekah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Doa Akhiris Sanah (Doa Lulusan Santri)

DOA AKHIRIS SANAH بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ اَللهم اجْعَلْ حَفْلَتَنَا هَذِهِ حَفْلَةً مُبَارَكَةً وَتَفَرُّقَنَا مِن...