MACAM-MACAM
PUASA SUNNAH
Puasa adalah menahan makan dan minum dan
sesuatu yang membatalkannya dari sebelum terbit fajar (Subuh hingga) hingga
tenggelamnya matahari (Maghrib).
Dengan rajin beribadah puasa, manusia
akan sehat dan terhindar dari segala macam penyakit hati seperti sombong,
kikir, iri hati, dendam, dan sebagainya. Hati kita akan tentram, damai, dan
membentuk kita menjadi pribadi yang muttaqin.
Waktu haram puasa
1.
Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal)
2.
Hari Raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
3.
Hari-hari Tasyrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah)
4.
Puasa setahun penuh
Waktu yang makruh puasa
1.
Puasa sehari saja pada hari Jum’at. Kecuali saat ia
sedang puasa dawud. Atau sebelum puasa
hari Jum’at didahului dengan puasa sunnah sebelum atau sesudahnya)
2.
Puasa hari Syak yaitu tanggal 30 Sya’ban (biasanya
orang-orang ragu tentang penentuan puasa Ramadhan)
3.
Puasa sunnah bagi perempuan harus dengan izin suaminya
Berikut ini
adalah macam-macam puasa sunnah:
1. Puasa Senin Kamis
Dari Abu
Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW, bersabda:
تُعْرَضُ الأَعْمَالُ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَالْخَمِيسِ
فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِى وَأَنَا صَائِمٌ
“Berbagai amalan
dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku
dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR. Tirmidzi-Shahih)
2. Puasa Tiga Hari Setiap Bulan Hijriyah (Ayyamul biid)
Dianjurkan berpuasa
tiga hari setiap bulannya, pada hari apa saja. Namun yang utama adalah berpuasa
pada tanggal 13, 14, 15 dari bulan Hijriyah yang dikenal dengan Ayyamul biid)
.Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
أَوْصَانِى خَلِيْلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى
أَمُوْتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى،
وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
Artinya: “Kekasihku
(yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam) mewasiatkan padaku tiga
nasehat yang aku tidak meninggalkannya hingga aku mati: [1] berpuasa tiga hari
setiap bulannya, [2] mengerjakan shalat Dhuha, [3] mengerjakan shalat witir
sebelum tidur.”( HR. Bukhari)
Dari Abu Dzar,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda padanya:
يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا صُمْتَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاَثَةَ
أَيَّامٍ فَصُمْ ثَلاَثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ
Artinya: “Jika
engkau ingin berpuasa tiga hari setiap bulannya, maka berpuasalah pada tanggal
13, 14, dan 15 (dari bulan Hijriyah).” (HR. Tirmidzi dan An Nasai. Hasan)
3. Puasa Daud
Cara melakukan puasa
Daud adalah sehari berpuasa dan sehari tidak. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda:
أَحَبُّ الصِّيَامِ إِلىَ اللهِ صِيَامُ دَاوُدَ،
وَأحَبُّ الصَّلاةِ إِلَى اللهِ صَلاةُ دَاوُدَ: كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ،
وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ، وَكَانَ يُفْطِرُ يَوْمًا وَيَصُوْمُ
يَوْمًا
Artinya; “Puasa
yang paling disukai oleh Allah adalah puasa Nabi Daud. Shalat yang paling
disukai Allah adalah Shalat Nabi Daud. Beliau biasa tidur separuh malam, dan
bangun pada sepertiganya, dan tidur pada seperenamnya. Beliau biasa berbuka
sehari dan berpuasa sehari.” (HR. Bukhari dan Muslim)
4. Puasa di Bulan Sya’ban. Yang dimaksud
di sini adalah sering berpuasa pada Bulan Sya’ban. Bukan puasa seluruhnya.
‘Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:
كَانَ يَصُومُ شَعْبَانَ كُلَّهُ كَانَ يَصُومُ
شَعْبَانَ إِلاَّ قَلِيلاً.
Artinya; “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa
berpuasa pada bulan Sya’ban seluruhnya. Namun beliau berpuasa hanya sedikit
hari saja.” (HR. Muslim)
5. Puasa Enam Hari di Bulan Syawal. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ
شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ
Artinya: “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan
kemudian berpuasa enam hari di bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun
penuh.” (HR. Muslim)
6. Puasa di Awal Dzulhijah
Yaitu berpuasa di
sembilan hari yang pertama dari bulan ini, tidak termasuk hari yang ke-10.
Karena hari ke-10 adalah hari raya kurban dan diharamkan untuk berpuasa. Dari Ibnu ‘Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
« مَا مِنْ أَيَّامٍ
الْعَمَلُ الصَّالِحُ فِيهَا أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنْ هَذِهِ الأَيَّامِ ».
يَعْنِى أَيَّامَ الْعَشْرِ. قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلاَ الْجِهَادُ فِى
سَبِيلِ اللَّهِ قَالَ « وَلاَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ رَجُلٌ
خَرَجَ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ فَلَمْ يَرْجِعْ مِنْ ذَلِكَ بِشَىْءٍ ».
Artinya: “Tidak ada
satu amal sholeh yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal sholeh yang
dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah).” Para sahabat
bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad
dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu
Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad. Shahih).
7. Puasa ‘Arofah
Yaitu puasa pada
hari ke-9 bulan Dzulhijjah. Sedangkan untuk orang
yang berhaji tidak dianjurkan melaksanakan puasa ‘Arofah. Abu
Qotadah Al Anshoriy berkata:
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ
يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ
يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى
قَبْلَهُ
Artinya: “Nabi
shallallahu ’alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan puasa ‘Arofah? Beliau
menjawab, ”Puasa ‘Arofah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang
akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa ’Asyura? Beliau
menjawab, ”Puasa ’Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu” (HR.
Muslim).
8. Puasa ‘Asyura yaitu hari ke 10 di Bulan Muharram. Namun Nabi SAW bertekad
di akhir umurnya untuk melaksanakan puasa 1 hari sebelumnya (9 Muharram).
Tujuannya adalah untuk menyelisihi puasa ‘Asyura yang dilakukan oleh Ahlul
Kitab.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ
الْمُحَرَّمُ وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ
Artinya: “Puasa
yang paling utama setelah (puasa) Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah,
Muharram. Sementara shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat
malam.” (HR. Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar